Depok, Jawa Barat, Indonesia product.support@polymedikal.com (021)-87911526 / (021)-87917166 0812-8243-6929
  • April 01, 2019

HYPERBARIC MEDICINE CONSULTANT

PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI KESEHATAN PENYELAMAN DAN HIPERBARIK KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

oleh :

Siti Zaetun, Lalu Bambang Kerti, Lalu Srigede

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram

Abstract: Background: Diabetes Mellitus (DM) has become a serious threat to society. In theory hyperbaric oxygen at 2.4 ATA pressure may increase tissue sensitivity to insulin and cause hypoglycemia in patients with diabetes mellitus where hyperbaric oxygen therapy at 2.4 ATA caused a decrease in blood sugar levels. Objective: To identify the effect of hyperbaric oxygen therapy on blood sugar levels of patients with Diabetes Mellitus (DM) in Diving and Hyperbaric Medical Installing Port Health Office Class II Mataram. Methods: This study is a cross-sectional design with pre-experimental one group pretest and post-test design in which each experimental unit was treated as well as the control group (reflective control) with the goal of all diabetic patients undergoing hyperbaric oxygen therapy who meet the criteria in the span of time between the months of June to August 2013 Results: Paired Sample Test Results of the analysis of the data showed the blood sugar levels of patients before and after undergoing hyperbaric oxygen therapy has a significant difference because the probability value is 0.001 <0.05 Conclusions: Based on the results of statistical tests concluded that no effect of hyperbaric oxygen therapy on blood sugar levels of patients with Diabetes Mellitus (DM) in Diving and Hyperbaric Medical Installing Port Health Office Class II Mataram. Keywords: Hyperbaric Oxygen Therapy, Blood Sugar, Diabetes Mellitus.

PENDAHULUAN

    Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.

    Berbagai macam pengobatan akan dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun semakin maju untuk menunjang kebutuhan manusia akan kesehatan. Salah satu teknologi terkini yaitu terapi oksigen hiperbarik yang menggunakan oksigen 100% dalam ruangan bertekanan tinggi yang ampuh untuk berbagai penyakit.

    Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi dimana penderita harus berada dalam suatu ruangan bertekanan tinggi dan bernafas dengan oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar daripada udara atmosfir normal yaitu sebesar 1 ATA (Atmosfir Absolut) sama dengan 760 mmHg. Pemberian terapi oksigen tekanan tinggi dilaksanakan di dalam chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT). Semula terapi ini dikhususkan untuk penyelam yang mengalami kelainan atau penyakit akibat penyelaman, kemudian dikembangkan untuk terapi penyakit klinis serta dapat meningkatkan kebugaran.

    Berbagai manfaat di bidang kesehatan bisa didapatkan dengan terapi oksigen hiperbarik ini. Dua efek penting yang mendasar pada terapi oksigen hiperbarik adalah efek mekanik yaitu meningkatnya tekanan lingkungan atau ambient yang memberikan manfaat penurunan volume gelembung gas atau udara seperti pada penderita dekompresi akibat kecelakaan kerja penyelaman dan gas emboli yang terjadi pada beberapa tindakan medis rumah sakit.

    Efek peningkatan tekanan parsial oksigen dalam darah dan jaringan yang memberikan manfaat terapeutik bakteriostatik pada infeksi kuman anaerob, detoksifikasi pada keracunan karbon monoksida, sianida dan hidrogensulfida, reoksigenisasi pada kasus iskemia akut dan kronis, nekrosis radiasi, luka bakar, kecantikan, serta gas ganggren.

    Secara teori terapi oksigen hiperbarik pada tekanan 2,4 ATA dapat meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin dan menimbulkan hipoglikemik pada penderita DM dimana terapi HBO pada 2,4 ATA menimbulkan penurunan kadar gula darah [6]. Teori lain juga menyebutkan terapi oksigen hiperbarik juga dapat meningkatkan jumlah oksigen bentuk larut secara sedemikian rupa sehingga akan lebih mudah dikonsumsi oleh jaringan lewat difusi langsung.

    Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian terapi oksigen hiperbarik terhadap kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus (DM).

    Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus dengan cara mengukur kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus sebelum dan sesudah pemberian terapi oksigen hiperbarik.

METODE DAN BAHAN

    Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram pada bulan Juli – Agustus 2013. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat cross sectional dengan desain pre experimental one group pretest and post test design dimana tiap unit percobaan diperlakukan sekaligus sebagai kelompok kontrol (Reflective control).

Keterangan :

O1 : Pengukuran gula darah pertama sebelum menjalani terapi

P : Perlakuan pada sampel berupa pemberian terapi oksigen hiperbarik

O2 : Pengukuran gula darah ke dua setelah pasien menjalani terapi oksigen hiperbarik

    Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pasien DM yang menjalani terapi oksigen hiperbarik selama bulan Juli s/d Agustus 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari total populasi yaitu jumlah pasien Diabetes Mellitus yang menjalani terapi oksigen hiperbarik selama bulan Juli s/d Agustus 2013. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu berdasarkan data terakhir pada bulan Juni 2013 adalah sebanyak 6 orang.

    Kriteria sampel terdiri dari Kriteria Inklusi meliputi: Pasien yang mengidap penyakit Diabetes Mellitus, Berumur diatas 30 tahun, Pasien tidak sedang hamil, Bersedia untuk menjadi responden. Kriteria Eklusi : Pasien berumur di bawah 30 tahun, Bukan penderita Diabetes Mellitus, Pasien dalam keadaan hamil, Tidak bersedia untuk menjadi responden.

    Variabel Penelitian meliputi: Variabel Independent : Terapi Oksigen Hiperbarik dan Variabel Dependent : Kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus (DM)

a. Definisi Operasional

1. Terapi oksigen hiperbarik : Keadaan pasien yang ditempatkan dalam suatu tabung bertekanan 2,4 ATA dan menghirup oksigen murni selama 1,5 jam; Alat ukur : Gauge pressure; Skala Data: Nominal

2. Kadar gula darah: Kadar gula darah sewaktu dari penderita Diabetes mellitus yang di ukur sebelum dan sesudah melakukan terapi oksigen hiperbarik; Alat Ukur: Accuchek; Skala Data: Rasio.

3. Diabetes Mellitus (DM): keadaan dimana seseorang memiliki kadar gula darah sewaktu diatas 200 mg/dl kemudian mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram untuk melakukan terapi oksigen hiperbarik.; Alat Ukur: Accuchek; Skala Data: Nominal

b. Alur kerja


Sumber :