Cuci Tangan Praktis dengan Hand Sanitizer
Mencuci tangan dengan air dan sabun adalah metode terbaik untuk mencegah penyebaran infeksi dan terhindar dari resiko sakit. Mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik sangat penting, terutama setelah pergi ke kamar mandi, sebelum makan, dan setelah batuk, bersin, atau membuang ingus. Jika sabun dan air tidak tersedia, disarankan untuk menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
Pembersih gosok adalah pembersih tanpa bilas air, seperti hand sanitizer dan tisu basah antiseptik. Ditujukan penggunaannya saat sabun dan air tidak tersedia, setelah dipakai dibiarkan mengering dan tidak dibilas dengan air.
Hand sanitizer adalah alternatif yang nyaman dan efektif untuk membersihkan tangan (yang tidak berlumuran kotoran atau minyak yang terlihat) jika sabun dan air tidak tersedia. Suatu produk dapat dipasarkan sebagai hand sanitizer jika mengandung etil alkohol (etanol), isopropil alkohol (isopropanol) atau benzalkonium klorida sebagai bahan aktif.
Bahan utama dalam hand sanitizer adalah alkohol. Alkohol adalah molekul organik yang terbuat dari karbon, oksigen, dan hidrogen. Etanol adalah bahan kimia dalam minuman beralkohol dan merupakan alkohol yang paling umum dan banyak digunakan. Hampir 90% produk hand sanitizer di pasaran mengandung ethanol atau ethyl alkohol. Selain etanol, propanol dan isopropanol (isopropil alkohol) adalah rantai alkohol lain yang umum ditemukan dalam desinfektan karena sangat mudah larut dalam air.
Senyawa alkohol bekerja menghancurkan patogen dengan memecah protein, membelah sel patogen menjadi beberapa bagian atau mengacaukan metabolisme sel patogen. Larutan dengan kadar alkohol minimal 30% dapat membunuh patogen, dan semakin ampuh seiring meningkatnya konsentrasi alkohol. Penelitian telah menunjukkan bahwa alkohol membunuh lebih banyak jenis bakteri dan virus jika konsentrasinya melebihi 60%, dan lebih cepat lagi jika konsentrasinya meningkat. Batas efektivitas alkohol terlihat paling tinggi pada konsentrasi sekitar 90-95%.
Kelebihan dari alkohol adalah bakteri yang dihancurkan tidak akan menjadi kebal, penggunaan alkohol akan terus efektif jika terus digunakan. Etanol, dalam konsentrasi tinggi, dinilai lebih efektif membasmi tiga spesies umum bakteri penyebab penyakit (Escherichia coli, Serratia marcescens dan Staphylococcus saprophyticus) dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun biasa maupun antibakteri. Tetapi tidak semua kuman dapat dibasmi alkohol pada hand sanitizer, seperti Norovirus, Clostridium difficile (penyebab diare yang mengancam jiwa), atau Cryptosporidium (penyebab diare yang disebut cryptosporidiosis). Hand sanitizer juga tidak bisa menghilangkan bahan kimia berbahaya seperti pestisida atau logam berat. Tangan yang memiliki kotoran yang terlihat dan berminyak tidak dapat bersih sepenuhnya hanya dengan hand sanitizer.
Hand sanitizer sebenarnya tidak memiliki tanggal kadaluarsa, namun kadar alkohol dapat berkurang seiring pemakaian dan frekuensi membuka-tutup wadah. Titik didih alkohol yang relatif rendah membuatnya menguap saat wadah dibuka, maka untuk menjaga kadar tetap sama, wadah harus tertutup dan tersimpan dalam suhu kamar. Alkohol adalah bahan kimia yang tahan disimpan lama. Selama kadarnya tidak kurang dari 60%, hand sanitizer dapat dipakai selama mungkin.
Masih berbasis alkohol, hand sanitizer kadang mengandung metanol (spiritus) sebagai pengganti etanol. Pembersih tangan yang mengandung metanol harus dihindari karena merupakan zat yang berbahaya dan beracun. Metanol dapat menyebabkan efek samping yang serius jika terserap melalui kulit dan dapat menyebabkan kebutaan atau kematian jika tertelan. Paparan metanol dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian. Orang yang telah terpapar metanol dan mengalami gejala harus mencari perawatan medis segera untuk pulih dari keracunan metanol.
Beberapa varian hand sanitizer yang tidak berbasis alkohol, mengandung benzalkonium klorida sebagai bahan aktif. Hand sanitizer yang menggunakan bahan aktif selain alkohol (etanol), isopropil alkohol, atau benzalkonium klorida tidak dipasarkan secara resmi, dan dianjurkan untuk menghindari penggunaannya.
Selain benzalkonium klorida, hand sanitizer bisa juga mengandung komponen antibiotik alternatif yang disebut dengan triclosan atau triclocarban. Bahan ini juga terdapat dalam sabun dan juga pasta gigi. Namun triclosan dilaporkan dapat membawa beberapa risiko kesehatan. Antibiotik yang mengandung alkohol efektif untuk melawan bakteri. Tapi kandungan triclosan sebagai alternatif alkohol dapat membuat bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Penggunaannya dalam jangka panjang berisiko menyebabkan gangguan pada fungsi otot kerangka dan jantung. Dampak dari penggunaan gel pembersih tangan yang mengandung triclosan atau triclocarban memang tidak akan langsung terasa. Biasanya setelah penggunaan rutin dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun akan muncul gejala kulit kering dan sensitif.
Hand sanitizer kerap memiliki bau wangi yang menyengat. Pewangi dari hand sanitizer didapat dari senyawa kimia sintetis yang disebut phthalate. Phthalate adalah cairan tidak berbau yang berfungsi sebagai agen pelarut murah untuk parfum. Phthalate membantu melarutkan minyak wangi yang mahal dalam semprotan parfum, krim mandi, gel, dan sebagainya. Phthalate bersifat toksik dan dikaitkan dengan berbagai gangguan endokrin, toksisitas perkembangan janin dan sistem reproduksi, penurunan motilitas (gerak) dan jumlah sperma, serta alergi, asma, hingga kanker. Kandungan phthalate dalam produk kosmetik juga dicurigai dapat menyebabkan diabetes.
Hand sanitizer memang pilihan yang praktis untuk menjaga tangan tetap bersih saat air dan sabun tidak tersedia. Meski hand sanitizer memiliki kandungan alkohol yang mampu membasmi patogen tertentu, namun tidak lebih aman dan bersih dari mencuci tangan dengan sabun biasa dan air. Terlebih, terdapat beberapa senyawa kimia berbahaya yang bisa terkandung dalam hand sanitizer. Karenanya disarankan untuk memilih hand sanitizer yang terbuat dari alkohol kadar 60% terutama etanol, dan bebas dari metanol, triclosan, dan phthalates.
Sumber:
Topical Antiseptic Products: Hand Sanitizers and Antibacterial Soaps
Q&A for Consumers: Hand Sanitizers and COVID-19
Hand Sanitizer Tak Selalu Aman untuk Kesehatan, Ini 3 Risikonya