Depok, Jawa Barat, Indonesia product.support@polymedikal.com (021)-87911526 / (021)-87917166 0812-8243-6929
  • September 23, 2020

Air Humidifier Mencegah Infeksi Lewat Udara

Pilek, flu, sakit tenggorokan, mata kering, kulit gatal dan pecah-pecah adalah gejala yang biasanya terjadi pada musim dingin ketika tingkat kelembaban udara dalam ruangan berada pada titik terendah. Udara dalam ruangan yang cenderung kering biasanya dikaitkan dengan tingkat infeksi lebih tinggi. Pecahnya wabah SARS dan COVID-19 juga terjadi di musim dingin.

Saat udara kering, uap air dan kulit mati yang membawa virus dan bakteri lebih lama bertahan di udara dan dapat menyebar lebih jauh daripada saat udara lembab. Mikroba yang bertahan di udara ini cenderung menjadi salah satu penyebab penyakit infeksi. Sebagian besar mikroba tidak mati di udara, melainkan dalam mode dorman sampai menemukan sumber air dan rehidrasi. Manusia adalah sumber hidrasi yang ideal, karena pada dasarnya terdiri dari 60% air. Ketika mikroba penyebab infeksi (patogen) mendarat pada manusia, patogen tersebut akan mengalami rehidrasi dan memulai siklus infeksi dari awal lagi. 

Selain paparan infeksi, udara kering juga bisa merusak sistem kekebalan alami tubuh. Udara kering akan menyerap molekul air dari semua sumber di dalam ruangan termasuk membran mukosa. Membran mukosa adalah sistem pertahanan tubuh untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui udara dan menjaga tubuh tetap lembab dengan sekresi lendir. Membran mukosa tidak berfungsi efektif dalam keadaan kering sehingga tubuh lebih rentan terhadap patogen. Selain itu bagian tubuh sel yang seperti rambut dan melapisi saluran udara tubuh, disebut silia, tidak berfungsi dengan baik dalam kondisi kering sehingga sel tubuh tidak dapat mengeluarkan partikel asing.

Biasanya air humidifier dipasang dalam ruangan untuk mengatasi kurangnya kadar kelembaban tersebut. Air humidifier merupakan alat pelembab udara yang bekerja dengan cara menyemprotkan uap air ke udara. Uap air ini akan meningkatkan kelembaban udara sehingga berada dalam kisaran yang ideal. Pemakaian air humidifier dapat mencegah kulit kering, bibir pecah-pecah, dan sakit tenggorokan. Selain itu air humidifier juga dapat menghambat penyebaran partikel debu di udara, meringankan hidung tersumbat, mencegah mimisan dan radang tenggorokan.

Udara yang nyaman dan sehat diperlukan untuk pemulihan pasien. Jika udara terlalu kering, tidak hanya akan menghalangi pemulihan pasien tetapi juga akan memperbesar kemungkinan infeksi dan memperparah penyakit. Meski demikian, pemakaian air humidifier yang berlebihan juga dapat memperburuk masalah pernapasan. Kelembaban udara di luar kadar 40-60% dapat menurunkan kualitas udara dengan peningkatan pertumbuhan bakteri, infeksi (airborne), sakit mata, sakit tenggorokan, peningkatan listrik statis dan debu, dan sebagainya.

Air humidifier harus secara berkala dibersihkan untuk menghindari resiko terkena penyakit. Air humidifier yang kotor dapat mengotori udara di dalam ruangan, sehingga dapat menyebabkan kambuhnya gejala alergi dan asma, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri dan jamur. Kelembaban udara juga tidak boleh lebih dari kadar ideal 40-60%. Udara dalam ruangan yang terlalu lembab dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu, kelembaban yang terlalu tinggi di dalam ruangan dapat membuat udara mengembun. Embun air yang mengandung patogen menempel pada permukaan, sehingga semakin tinggi potensi terkontaminasi.

Kendati saat kelembaban udara ideal, kemungkinan infeksi melalui udara akan tetap tinggi jika ruangan memiliki ventilasi buruk dan orang-orang yang menggunakan ruangan tidak menerapkan social distancing. Tidak perlu menunggu musim dingin, penularan infeksi bisa terjadi sepanjang tahun melalui kontak satu sama lain dan permukaan yang terkontaminasi patogen. Diwajibkan untuk tetap mencuci tangan setelah menyentuh permukaan apapun.

 

Sumber:

Humidification for Hospitals & Care Facilities

Ketahui Manfaat Humidifier untuk Kesehatan

This Inexpensive Action Lowers Hospital Infections And Protects Against Flu Season

How humidity may affect COVID-19 outcome