Depok, Jawa Barat, Indonesia product.support@polymedikal.com (021)-87911526 / (021)-87917166 0812-8243-6929
  • November 11, 2020

Viral Shedding, Menuju ke Target Selanjutnya!

Viral shedding adalah proses lepasnya virus dari sel inang sehingga dapat menginfeksi orang lain. Dalam kasus COVID-19, sebagian besar pelepasan virus terjadi melalui saluran pernapasan (seringkali melalui batuk atau bersin), tetapi virus juga dapat keluar melalui saluran pencernaan melalui tinja. Pasien dalam proses viral shedding menyebarkan partikel virus saat berbicara, menghembuskan napas, makan, dan melakukan aktivitas normal sehari-hari lainnya. Pasien yang terinfeksi bisa jadi belum merasakan gejala virus tersebut pada tubuhnya sehingga penyakit belum terdeteksi.


Virus bekerja dengan membajak sel tubuh dan memanfaatkannya untuk reproduksi. Dalam siklus tersebut, umumnya antibodi akan bereaksi melawan virus sehingga menimbulkan gejala dalam tubuh. Namun tak jarang terdapat kasus Covid-19 yang sama sekali tidak menunjukkan gejala. Pada kasus tanpa gejala, terdapat dua kemungkinan yang sedang pasien alami. Tanpa gejala, dalam artian sama sekali tidak merasakan gejala penyakit, atau gejala belum muncul saat dilakukan tes PCR. Padahal pasien tanpa gejala juga bisa melepaskan virus tanpa sadar.

Mencatat kapan munculnya gejala dapat membantu mengetahui kondisi saat tubuh sedang melepaskan virus. Pada saluran pernapasan atas (hidung, tenggorokan, faring, laring) misalnya, jumlah virus yang dikeluarkan mencapai puncaknya di antara hari keempat dan keenam setelah timbulnya gejala, diikuti jumlah virus yang memuncak kemudian pada saluran pernapasan bawah (trakea dan paru-paru). Viral shedding juga terjadi pada saluran pencernaan dalam bentuk tinja. Virus tersebut dapat bertahan hingga 33 hari setelah tes PCR negatif. Biasanya jumlah virus yang terkandung dalam tinja lebih sedikit daripada yang ditemukan di saluran pernafasan. Namun jumlah virus yang dihasilkan dari viral shedding tidak memiliki korelasi dengan tingkat keparahan penyakit.


Normalnya, viral shedding tidak akan berlangsung lebih dari beberapa minggu. Namun setelah penelitian lebih lanjut tentang virus SARS-CoV-2, ditemukan bahwa pasien tertentu akan mengalami proses ini untuk jangka waktu yang lebih lama. Viral shedding pada virus SARS-CoV-2 dimulai sebelum pasien menunjukkan gejala dan dapat terus berlangsung bahkan setelah gejala pulih. Mengetahui lamanya viral shedding berlangsung dapat menjadi dasar untuk mengkategorikan kapasitas seseorang menyebarkan virus. Informasi ini sangat penting dalam menerapkan strategi pencegahan infeksi yang efektif, seperti kebijakan lamanya karantina dan kewajiban memakai masker.


Sumber:

What is viral shedding of the coronavirus?

What is Viral Shedding?

What Viral Shedding Looks Like During a Covid-19 Infection