Mengenal Terapi Hi-Flow Nasal Oxygen
Sejauh ini, lebih dari 200 ribu kasus infeksi COVID-19 telah dilaporkan di Indonesia. Meskipun banyak pasien mengalami gejala ringan, lansia dan penderita penyakit comorbid seringkali menderita gejala COVID-19 yang parah yang meliputi sesak nafas yang parah, nyeri di dada, mengigau, dan perubahan warna kebiruan pada wajah dan bibir. Pasien-pasien ini membutuhkan terapi oksigen untuk bantuan pernafasan yang disediakan baik dalam bentuk masker oksigen, ventilasi mekanis, atau nasal cannula. Terapi high-flow nasal oxygen adalah salah satu bentuk penanganan komplikasi pernapasan akibat infeksi COVID-19.
Terapi high-flow nasal oxygen (HFNO), adalah jenis terapi oksigen yang mengalirkan oksigen kadar tinggi ke lubang hidung pasien melalui nasal cannula. HFNO digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan terapi oksigen dengan mengalirkan oksigen dalam jumlah tinggi. Nasal cannula memiliki panjang yang disesuaikan dengan pasien dan dipasang ke tangki oksigen atau mesin oxygen concentrator. Pada terapi HFNO, biasanya tangki oksigen juga dilengkapi dengan humidifier untuk melembabkan udara. Aliran oksigen dalam intensitas tinggi dapat membuat pasien tidak nyaman karena hidung kering, atau bahkan mimisan. Penggunaan humidifier dapat membantu meringankan masalah ini dengan menjaga kelembaban rongga hidung. Humidifier hanya digunakan untuk udara dari tangki oksigen, karena partikel air dari udara lembab dapat menyebabkan kerusakan mekanis pada oxygen generator. Meningkatnya jumlah kasus penyakit pernafasan dan kebutuhan menghirup oksigen secara mudah dan nyaman telah menyebabkan tingginya kebutuhan akan HFNO. Terapi oksigen memiliki banyak jenis, namun HFNO dinilai lebih nyaman karena nasal cannula yang dipasang pada hidung tidak menghalangi aktivitas seperti makan dan minum. Nasal cannula juga tidak membebankan tekanan pada wajah seperti masker oksigen dan tidak perlu sering dilepas sehingga memungkinkan terapi oksigen tidak terganggu. Terapi oksigen ditujukan untuk orang-orang yang mengalami kesulitan bernafas, hipoksia, dan hipoksemia dengan tujuan utama mengembalikan kadar normal oksigen di dalam tubuh. Terapi dilakukan setelah mengukur kadar oksigen dalam darah. Jika hasilnya kurang dari 90 persen, yaitu indikasi kadar oksigen rendah, pasien membutuhkan terapi oksigen. Pulse oximetry dan analisis gas darah biasanya digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
Kelebihan dari terapi HFNO adalah lebih nyaman daripada masker oksigen dan mudah digunakan, tidak seperti ventilator yang membutuhkan keahlian khusus untuk menanganinya. Tidak seperti terapi oksigen lainnya yang menggunakan oksigen kering, HFNO mengalirkan oksigen yang sudah dihangatkan dan dilembabkan ke tubuh. Perlakuan ini membantu dalam menjaga suhu tubuh dan mengurangi peradangan di saluran nafas. Terapi HFNO bersifat non-invasif, yang berarti nyaman bagi pasien karena dapat menjalani terapi HFNO dalam keadaan sadar, memungkinkan pasien berbicara, makan dan minum. HFNO lebih ringan daripada metode ventilasi non-invasif lainnya seperti mesin BiPAP (mesin tekanan udara untuk membantu penderita apnea tidur) yang dalam penggunaannya harus menggunakan masker oksigen. Dari segi pemeliharaan alat juga praktis, karena nasal cannula didesain sekali pakai (dapat dibuang) untuk mengurangi kemungkinan infeksi, yang sangat mungkin terjadi pada pasien pengguna masker oksigen.
Kelemahan dari terapi oksigen hidung aliran tinggi adalah HFNO tidak dapat dipakai untuk kasus berat karena tidak menggunakan tekanan tinggi. Tekanan tinggi dibutuhkan pada kasus tersebut untuk mengurangi beban nafas pada otot pernafasan. Karenanya HFNO hanya digunakan pada pasien yang dapat bernapas sendiri. Daripada memenuhi kebutuhan oksigen dalam jumlah tinggi, HFNO lebih dimanfaatkan untuk menjaga saturasi oksigen di atas 90%.
Sumber:
Mengenal Terapi Oksigen untuk Masalah Sesak Napas